Jakarta, WaraWiri.net - Kementerian Komunikasi dan Digital mendukung peningkatan inklusi keuangan melalui tiga pilar, yaitu pembangunan infrastruktur digital, penguatan literasi digital, dan penyiapan regulasi yang inklusif.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengatakan penggunaan teknologi terkini seperti kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) dapat menjadi jembatan mewujudkan layanan yang inklusif di sektor keuangan sejalan dengan visi Asta Cita dan Indonesia Emas 2045.
"Teknologi bukan hanya alat, melainkan jembatan yang menghubungkan jutaan masyarakat, termasuk UMKM dan kelompok rentan, ke dalam satu sistem keuangan yang formal," tandasnya dalam Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025: Financial Inclusion to Support Asta Cita di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Selasa (06/05/2025).
Nezar Patria menyontohkan teknologi terkini lain seperti blockchain dapat digunakan untuk mewujudkan transaksi keuangan yang transparan dan aman. Bahkan, memungkinkan integrasi layanan keuangan dalam berbagai aplikasi yang banyak digunakan masyarakat, seperti e-commerce dan transportasi daring, akan mempermudah akses masyarakat ke dalam sistem keuangan.
“Digital public infrastructure atau DPI meliputi identitas digital, pembayaran, dan pertukaran data telah menjadi katalisator inklusi yang tidak hanya membuka akses tetapi juga memberdayakan masyarakat,” tuturnya.
Saat ini, Pemerintah terus berupaya memastikan agar tidak ada masyarakat yang tertinggal di tengah transformasi digital yang sedang berjalan.
"Dengan inovasi dan kolaborasi, kita bisa memastikan bahwa no one left behind, tidak satu pun yang tertinggal dalam proses transformasi digital yang sedang berlangsung saat ini," tegas Nezar Patria
Sebelumnya, Wamenkomdigi Nezar Patria mengungkap data 345 juta pelaku UMKM dari 400 juta UMKM di negara berkembang masih bersifat informal. Namun, praktik terbaik Ubank di Pakistan Erada Microfinance di Mesir dapat memanfaatkan digitalisasi untuk menjangkau kelompok rentan.
Di Indonesia, saat ini Indeks Inklusi Keuangan telah mencapai 80,51 persen. Namun demikian, data Otoritas aJasa Keuangan menunjukkan tingkat literasi keuangan masih di angka 66 persen dengan sektor paling tinggi perbankan. (Burhan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar