Komandan Brigif 2 Marinir Ikuti Pengarahan Komandan Pasmar 2 Berikan Kepada Atlet Marwiltim
Sertifikasi Penyidik Laka Lantas Sangat Penting Untuk Profesional Petugas
Kabaharkam Polri Akan Pimpin Operasi Puri Agung Amankan WWF Ke-10
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Singapura
Transformasi Pendidikan Vokasi: Kado Mobil Listrik dari Presiden Jokowi
UEA Dukung RI Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Produk Alat Mesin Pertanian Nasional Tembus Pasar Afrika dan Eropa
Bertemu Menteri Papua Nugini, Menkominfo Jajaki Kerja Sama Sektor TIK
Konser Musikal “Memeluk Mimpi-Mimpi” Ketika Pendidikan dan Kebudayaan Berpadu
Yogyakarta, WaraWiri.net - Konser Musikal “Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai” persembahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan komunitas budaya Titimangsa sukses digelar pada 25 April 2024 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
Konser yang dipersembahkan oleh siswa-siswi dan guru-guru dari sekolah musik klasik tertua di Indonesia, SMKN 2 Kasihan, Bantul atau dikenal dengan Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta berlangsung dengan sangat meriah.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati, menyampaikan bahwa pertunjukan konser musikal ini untuk menunjukkan talenta-talenta anak didik vokasi yang dapat tampil dengan percaya diri bersanding dengan para aktor, musisi, dan penyanyi profesional.
“Hasil pembelajaran melalui skema teaching factory yang selama ini diadaptasi sekolah telah melatih mereka sehingga siap untuk menampilkan konser yang megah,” ucap Dirjen Kiki, pada Kamis (25/4).
Dirjen Kiki menambahkan, bahwa Konser Musikal “Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai” memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga, terutama bagi para siswa SMKN 2 Kasihan, Bantul sebagai talenta musisi profesional masa depan. “Pengalaman konser ini akan menjadi kenangan dan cerita manis selamanya bagi para siswa dan guru SMKN 2 Kasihan, Bantul, dan para siswa SMK lain yang terlibat,” katanya.
Lebih lanjut, Dirjen Kiki mengungkapkan bahwa pertunjukan ini, menampilkan bakat dari 99 murid dan 14 guru SMKN 2 Kasihan, Bantul yang tampil menjadi bagian dalam orkestra, dan juga hasil kerja puluhan siswa-siswi SMK lainnya dari berbagai jurusan sebagai relawan yang turut merasakan pengalaman langsung terlibat dalam industri pertunjukan.
“Mereka terlibat menangani tata rias, tata busana, tata panggung, penyiapan dan penataaan hidangan, logistik, administrasi pertunjukan, dan lain sebagainya,” tutur Dirjen Kiki.
Kata Mereka Yang Terlibat
Salah satu penampil yang terlibat dalam konser musikal ini adalah Sherina Munaf, yang berperan sebagai Larasati mengungkapkan, “menjadi bagian dari pertunjukan yang berkisah mengenai suka dukanya meraih mimpi, membuat aku jadi ikut berkaca pada mimpi-mimpiku sendiri dan generasi penerus kita semua,” ucapnya.
Mawar De Jongh, yang berperan sebagai Rena dalam konser musikal ini mengutarakan rasa senangnya dapat menjadi bagian dalam pertunjukan Konser Musikal “Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai”, karena bermain dalam teater musikal adalah salah satu impiannya sejak dulu.
Selaras dengan Mawar, Nyoman Paul, yang didapuk bernyanyi sekaligus berperan sebagai Raka menyampaikan bahwa, teater musikal dapat memberikan banyak dampak positif untuk dunia seni. “Terima kasih sudah selalu menghargai arti seni, yang saya rasa sama halnya dengan inti dari Memeluk Mimpi-Mimpi,” tutur Nyoman.
Sementara itu, salah satu siswa SMKN 2 Kasihan, Bantul, kelas 12, Damianus Wijayanto Manalu, menyampaikan kesannya dapat terlibat dalam konser musikal Konser Musikal “Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai”.
“Kesannya sangat menyenangkan dapat terlibat dalam projek ini, walau sedikit melelahkan tapi itu prosesnya untuk mencapai cita-cita saya menjadi Tenor Indonesia sekaligus musisi yang dikenal banyak orang,” ucap Damianus yang mengambil bidang peminatan Vokal Klasik.
Senada dengan Damianus, siswi SMKN 2 Kasihan, Bantul, kelas 12, Ursulla Puruhita Shimamurti, yang mengambil bidang peminatan Mayor Biola mengungkapkan rasa senangnya karena mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa dapat menjadi salah satu bagian dalam konser ini.
Ursulla menambahkan, bahwa kesenian merupakan sarana untuk memperkuat identitas dan karakter bangsa. “Dengan mengembangkan dan terus mendukung bakat anak muda yang memiliki kemampuan dalam berseni, sangatlah cukup untuk membuat mereka terus mencoba dan melahirkan karya-karya yang luar biasa sehingga menjadi prestasi anak bangsa sebagai pencapaian yang perlu untuk dibanggakan,” pungkasnya. (Fathi)
Kemendikbudristek Libatkan Masyarakat Sebagai Pusat Perhatian dalam Revitalisasi KCBN Muarajambi
Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi, 72 Napiter Serentak Ucapkan Ikrar Setia terhadap NKRI
72 Napiter Serentak Ucapkan Ikrar Setia terhadap NKRI. (Dok. Istimewa)
Bogor, WaraWiri.net – 72 orang narapidana terorisme (napiter) dari 9 Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) seluruh Indonesia menyampaikan ikrar dan bersumpah setia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada Rabu (24/4).
Kegiatan yang diselenggarakan secara hibrida tersebut dipusatkan di Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur.
Sekretaris Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Supriyanto, melaporkan bahwa sejak tahun 2020, kegiatan “Ikrar Setia Warga Binaan Tindak Pidana Terorisme terhadap NKRI” menjadi salah satu indikator pendukung pembinaan napiter. Berdasarkan data per tanggal 23 April 2024, jumlah napiter saat ini sebanyak 347 orang dan tersebar di 61 Lapas seluruh Indonesia.
“Selama kurun waktu 5 tahun terakhir, Pemasyarakatan telah berhasil melampaui target kinerja dalam bidang pembinaan warga binaan tindak pidana terorisme. Persentase pencapaian dibandingkan target kinerja pada tahun 2020 adalah sebesar 100%, tahun 2021 sebesar 146%, tahun 2022 sebesar 250% dan tahun 2023 sebesar 452%. Memasuki Triwulan II 2024, jumlah warga binaan tindak pidana terorisme yang sudah menyatakan ikrar setia terhadap NKRI adalah sebesar 168 orang atau 336 % dari target pencapaian kinerja tahun 2024,” jelas Supriyanto.
Dalam kesempatan tersebut, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Plt. Dirjenpas), Reynhard Silitonga juga menjelaskan kegiatan hari ini merupakan salah satu bukti kerja dan keberhasilan bersama dalam melakukan pembinaan kepada napiter. Dengan pernyataan ikrar setia terhadap NKRI ini, 72 orang napiter telah siap untuk mencintai NKRI dan bersama-sama menjaga Pancasila sebagai dasar negara, ideologi nasional, serta pandangan hidup dan pemersatu bangsa Indonesia.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang telah mendukung keberhasilan pembinaan warga binaan tindak pidana terorisme di dalam Lapas, yaitu kepada BNPT, Densus 88, Kemenag, BIN, BPIP, pemerintah daerah, organisasi masyarakat serta instansi lainnya. Apalagi dengan adanya dinamika perubahan jaringan dan aksi terorisme di Indonesia, sinergitas yang kuat antara Ditjenpas dan stakeholder perlu terus dipelihara untuk bersama-sama menghadapi tantangan dalam menanggulangi ekstremisme berbasis kekerasan di Indonesia,” ungkap Reynhard.
Secara detail, napiter yang mengucapkan ikrar setia terhadap NKRI berasal dari Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur sebanyak 48 orang, Lapas Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur sebanyak 10 orang, Lapas Khusus Kelas IIB Sentul sebanyak 5 orang, Lapas Kelas IIA Karawang sebanyak 3 orang, Lapas Kelas I Tangerang sebanyak 2 orang, serta Lapas Kelas IIA Kuningan, Lapas Kelas IIA Ambarawa, Lapas Khusus Kelas IIA Pasir Putih, dan Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang masing-masing 1 orang.
Seusai berikrar, seluruh napiter menandatangani surat pernyataan, melakukan sikap hormat, dan mencium Bendera Merah Putih. Kegiatan pun dilanjutkan dengan pembacaan sila-sila Pancasila serta pekik yel-yel “NKRI Harga Mati”. Seluruh prosesi ini dilakukan di hadapan para saksi, rohaniawan, dan tamu undangan antara lain dari BNPT, Densus 88, TNI, Polri, dan Kementerian Agama.
Kegiatan “Ikrar Setia Napiter terhadap NKRI” secara serentak ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan yang ke-60. Melalui kegiatan tersebut, napiter diharapkan mampu menjadi warga negara yang baik dan membawa diri secara tepat dalam berhubungan dengan sesama warga negara lainnya maupun terhadap lembaga-lembaga kenegaraan dalam menciptakan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, serta bahagia. (Siti/Maulana)