Pemerintah Optimalkan Kesiapan Digital Talent dalam Inovasi dan Transformasi Ekonomi

Pemerintah Optimalkan Kesiapan Digital Talent dalam Inovasi dan Transformasi Ekonomi. (Dok. Kemenko)

Jakarta, WaraWiri.net - Dalam menghadapi percepatan perubahan teknologi global, aspek kemanusiaan sangat penting untuk diperkuat mengingat peran strategisnya sebagai fondasi utama dari transformasi digital. Hal tersebut melatarbelakangi Forum Human Capital Indonesia (FHCI) untuk menyelenggarakan FHCI Connect Expert Series keempat bertajuk “Humanizing Digital Transformation, Building Ethical, Agile, and Future-Ready Talent Ecosystem” di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (30/10).

Kegiatan tersebut menjadi wadah kolaborasi strategis antar-Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk berbagi wawasan dan praktik terbaik dalam mengembangkan ekosistem talenta yang beretika, gesit, serta siap menghadapi era digital. Pada kesempatan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Ali Murtopo Simbolon yang diwakilkan oleh Sekretaris Deputi Pujo Setio sebagai narasumber, menyampaikan perihal kesiapan digital talent dalam inovasi dan transformasi ekonomi.

“Apapun teknologinya, kekuatan manusia harus tetap menjadi landasan utama. Tanpa menyertakan aspek kemanusiaan dalam digitalisasi, kita berisiko tersesat dalam perubahan teknologi. Tidak hanya aspek vertikal, yakni struktur organisasi dan hierarki yang menjadi penting, tetapi juga aspek horizontal, bagaimana setiap individu di berbagai level harus siap menghadapi kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat,” ujar Sesdep Pujo dalam paparannya.

Melalui pengembangan AI yang cukup cepat di Indonesia dan dengan jumlah konsumen yang besar, diperlukan pula program pelatihan yang memperkuat etika penggunaan teknologi. Kerangka strategis nasional seperti Buku Putih “Stranas Ekodig” pun dikembangkan untuk mengarahkan fokus digital nasional, mulai dari kebijakan material dasar, pangan, pendidikan, hingga elektronik dan kesehatan.

Yang terjadi saat ini, minat pengembangan AI di Indonesia masih terkonsentrasi di wilayah seperti Jawa, Kepulauan Riau, dan Kalimantan. Untuk itu, forum seperti ini diusulkan agar rutin diselenggarakan oleh akademisi, Pemerintah (termasuk Pemerintah Daerah), korporasi, serta swasta untuk menjaring talenta profesional tim digital, dengan tetap mempertahankan struktur pengambilan keputusan yang kombinatif menggabungkan model piramida dan tim kerja.

“Salah satu target strategis pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dijadikan tolok ukur kesiapan transformasi digital. Untuk mencapai itu, sektor manufaktur dan belanja masyarakat harus diperkuat. Di era ekonomi digital, pemanfaatan pembayaran digital, e-commerce, transportasi online, dan media online menjadi pilar penting. Penetrasi internet nasional yang dalam proyeksi tahun 2024 mendekati 80% serta perekaman Identitas Kependudukan Digital (IKD) yang sudah menyentuh angka di atas 98% (Dirjen Dukcapil Kemendagri, 2024) menjadi landasan infrastruktur digital yang siap mendukung integrasi ke sektor pendidikan, kesehatan, perdagangan, serta layanan publik lainnya,” imbuh Sesdep Pujo.

Dalam penutupnya, Sesdep Pujo menegaskan forum pembangunan dan transformasi talenta digital bukan sekadar tugas satu pihak saja, melainkan hasil dari sinergi lintas sektor. Pemerintah, korporasi, akademisi, dan startup harus bergerak bersama untuk membangun ekosistem talenta digital yang inklusif dan berdaya saing.

Turut hadir dalam forum ini antara lain Sekretaris General Operational Excellence FHCI sekaligus Direktur Human Capital & Compliance PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kepala Satuan Digital dan Teknologi Informasi PT PLN (Persero), Human Capital PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Executive Dean Faculty of Arts and Humanities King’s College London, Vice President Pengembangan Talenta Eksekutif PT PLN (Persero), serta seluruh member FHCI dari seluruh BUMN yang ditugaskan secara luring ataupun daring. (Zikry)
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar







ADVERTISING

ADVERTISING