Menag dan Gubernur Sumbar Bahas Optimalisasi Potensi Zakat dan Wakaf untuk Umat

Menag dan Gubernur Sumbar Bahas Optimalisasi Potensi Zakat dan Wakaf untuk Umat. (Dok. Kemenag)

Jakarta, WaraWiri.net - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa zakat dan wakaf memiliki potensi luar biasa untuk menggerakkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini ia sampaikan saat menerima Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, di Kantor Kemenag Pusat, Kamis (21/8/2025).

Menurut Menag, dalam Agama terutama di Islam, banyak sekali instrumen pembiayaaan yang bisa digunakan sebagai potensi untuk mendukung kesejahteraan rakyat. Ia mencontohkan ada beberapa hal seperti zakat, wakat, sadaqoh dan lainnya.

"Contohnya Zakat, dapat menjadi sumber pembiayaan yang sangat penting. Kalau semua potensi zakat diberikan kepada masyarakat luas, dampaknya akan luar biasa. Yang kalau bisa dihimpun dengan benar nilainya bahkan bisa melebihi Singapura,” ujarnya.

Begitu juga dengan wakaf, Menurut Menag, banyak sekali aset wakaf yang tidam produktif, sehingga pengelolaannya tidam optimal. Ia menyontohkan banyaknya aset pesantren yang masih belum tersertifikasi. Aset tersebut sering kali hanya menjadi “sertifikat tidur” sehingga tidak memberi manfaat ekonomi.

“Padahal kalau disertifikatkan, bisa diagunkan, diakses untuk pinjaman, dan diproduktifkan. Pesantren kita sering takut untuk meminjam, sehingga aset tidak bergerak dan akhirnya tidak produktif," ucap Menag.

Lebih jauh, Menag menilai Indonesia membutuhkan regulator khusus untuk mengawasi pengelolaan dana umat, semacam OJK untuk zakat dan wakaf. Ia membandingkan dengan Malaysia, di mana zakat sudah terintegrasi dengan sistem pajak. “Di sana, zakat menjadi faktor pengurang pajak. Sedangkan di Indonesia, sudah bayar zakat tetap harus bayar pajak. Inilah yang membuat efektivitasnya kurang,” tegasnya.

Gubernur Sumbar Mahyeldi menyambut gagasan tersebut dengan menyampaikan kesiapan daerahnya menjadi contoh pengelolaan zakat dan wakaf.

"Pada dasarnya kita siap dalam mengoptimalkan pengelolaan zakat ini, karema itu kita berencana menggelar konferensi zakat internasional yang menghadirkan narasumber dari berbagai negara seperti Qatar, Maroko dll," ucapnya.

Negara-negara tersebut, lanjut Mahyeldi, bisa menjadi contoh dalam pengelolaan zakat. Kalau di Qatar ada Qatar Foundation yang saya rasa dlaam pengelolaan zakat sangat baik dan mampu memberi manfaat besar bagi masyarakatnya.

Sementara itu, Sekjen Kemenag, Kamaruddin Amin, yang juga merupakan Ketua Badan Wakaf Indonesia menambahkan bahwa Sumbar sudah memiliki sejumlah inisiatif yang bisa ditularkan ke daerah lain. Ia mencontohkan adanya program sertifikasi tanah wakaf, gerakan wakaf sejak dini di kalangan pelajar, serta pengembangan “Kota Wakaf” sebagai proyek percontohan.

“Bahkan siswa-siswi diajak berwakaf sejak kecil, meski hanya Rp10.000. Ada juga program Wakaf Goes to Campus dan Wakaf Goes to Pesantren agar generasi muda tidak hanya menjadi penerima manfaat, tapi juga berpartisipasi sebagai wakif,” ucapnya.

Sekjen juga mengungkap contoh nyata wakaf produktif, seperti pembangunan rumah sakit mata di Seram yang berhasil melayani ribuan masyarakat.

Ke depan, lanjutnya, Kemenag bersama BWI akan menggandeng lembaga keuangan nasional maupun internasional untuk memperkuat ekosistem zakat dan wakaf. “Kalau semua potensi ini dioptimalkan, Indonesia bisa menjadi contoh dunia dalam pengelolaan dana umat,” pungkas Kamaruddin. (Deni)
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar







ADVERTISING

ADVERTISING