Jakarta, WaraWiri.net - Pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, khususnya pemahaman dan praktik menabung, salah satunya melalui program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) untuk mendorong setiap pelajar memiliki rekening tabungan.
Generasi Muda seperti Generasi Z dan Generasi Alpha memiliki potensi besar untuk berpartisipasi dalam sektor keuangan digital, baik sebagai talenta, pelaku usaha, maupun konsumen yang cerdas.
“Saving itu selalu baik. Menabung itu selalu baik, karena kita tidak tahu ada kebutuhan dadakan ke depan. Sehingga bersiap untuk hal yang darurat atau emergency. Selain itu juga tentu sepanjang adik-adik terus belajar, biasanya smart student itu selalu melakukan smart saving. Jadi pelajar cerdas, cerdas untuk menabung,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Harian Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dalam acara Puncak Hari Indonesia Menabung dan Bulan Literasi Keuangan 2025 di Gedung Dhanapala, Jakarta, Jumat (22/08).
Menko Airlangga juga mengingatkan kepada para pelajar untuk selalu memastikan bank atau aplikasi keuangan yang digunakan sudah resmi dan diawasi oleh OJK demi keamanan uang mereka.
Lebih lanjut, dalam acara tersebut, Menko Airlangga melakukan dialog interaktif dengan para pelajar SD, SMP, dan SMA, serta mahasiswa yang hadir. Menko Airlangga mengapresiasi mereka yang sudah menabung serta berani melakukan kegiatan entrepreneurship baik di lingkungan sekolah maupun di kampus.
“Saya apresiasi pelajar yang sudah mulai berjualan. Dan saya apresiasi tadi semuanya strict. Jadi artinya dibayar dulu baru barangnya dikirim. Ini luar biasa. No tolerance untuk berdagang. Nah saya rasa itulah ekonomi kita bisa bergerak kalau semuanya melakukan kegiatan ekonomi. Jadi mulai dari menabung, spending, dan berjualan,” kata Menko Airlangga.
Dengan melakukan kegiatan menabung, tidak hanya memperkuat daya tahan ekonomi pribadi, tetapi juga menjadikan pelajar bagian dari sistem keuangan yang ikut membangun ekonomi bangsa.
“Tadi dalam dialog dengan pelajar, pertama mereka menabung, kedua mereka melakukan spending, belanja, dan yang ketiga yang menarik, mereka beberapa itu sudah melakukan jualan. Mereka apakah menjual produk orang tuanya, apakah dengan inisiatif sendiri membeli alat tulis, dan juga peralatan yang dibutuhkan oleh pelajar yang lain. Jadi entrepreneurship-nya itu tumbuh,” pungkas Menko Airlangga dalam sesi doorstop di hadapan sejumlah media.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yaitu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, serta Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon. (Isna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar