Sejumlah Tokoh Hadiri Peluncuran 3 Buku Karya Ketua MUI Bidang Luar Negeri

Sejumlah Tokoh Hadiri Peluncuran 3 Buku Karya Ketua MUI Bidang Luar Negeri. (Dok. MUI/Istimewa)

Jakarta, WaraWiri.net - Sejumlah tokoh menghadiri dan memberikan pandangannya terkait prospek perdamaian dunia dalam peluncuran 3 buku yang ditulis oleh Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim. 

Para tokoh yang hadir dalam peluncuran 3 buku di Aula AR. Fachruddin, Lantai 2, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uhamka, Jakarta, pada Senin (03/02/2025), antara lain, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Penasihat Presiden Bidang Haji Prof Muhadjir Effendy, Duta Besar dan Staf Ahli Menteri Luar Negeri RI YM. Muhsin Shihab. 

Duta Besar Palestina dan Kepala Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) Yang Mulia Ahed Abu Al Atta, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015 Prof Din Syamsuddin, Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas, Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan dan Rektor Uhamka Prof Gunawan Suryoputro.

Ketiga buku tersebut berjudul: MUI Di Tengah Pusaran Krisis Kemanusiaan Global dan Islamofobia, Indonesia Raya Esai-Esai Agama dan Politik Kebangsaan, dan Malaysia Jalan Terjal Menuju Bangsa Demokratis.

Prof Sudarnoto mengaku senang karena dalam peluncuran bukunya ini bisa berjalan lancar dan sukses. 

Selain itu, kehadiran sejumlah tokoh yang memberikan pandangannya terkait prospek perdamaian global. 

Prof Sudarnoto menjelaskan, tema tersebut diambil karena salah satu bukunya yang berjudul MUI Di Tengah Pusaran Krisis Kemanusiaan Global dan Islamofobia membahas mengenai situasi masyarakat global yang mengalami banyak persoalan dan krisis.

"Di antaranya pertentangan dan pertempuran, misalnya Ukraina-Rusia, Palestina-Israel, munculnya ketidakhadiran global yang mengakibatkan persoalan keamanan, sosial dan kemasyarakatan, juga kesenjangan ekonomi yang luar biasa," kata Prof Sudarnoto kepada MUIDigital, Selasa (04/02/2025). 

Selain itu, persoalan diskriminasi yang terdapat di banyak tempat atas nama agama, kelompok, etnis, suku, bangsa, gender dengan motif yang bermacam-macam. 

"Kehancuran kemanusiaan secara kasat mata yang bisa disaksikan di Gaza. Karena itu, situasi dunia ini sering orang menyebutnya ketidakpastian. Dunia yang semakin tidak menentu, karena persoalan yang semakin kompleks," ungkapnya. 

Prof Sudarnoto mengungkapkan, para tokoh yang memberikan pandangannya terkait persoalan tersebut dengan sangat menarik.

Mayoritas dari tokoh-tokoh tersebut menyatakan sepakat adanya optimisme bahwa dunia ke depan akan dibangun dengan cara-cara damai dan mewujudkan perdamaian. 

"Peran bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar itu juga punya peluang yang sangat besar, termasuk civil society seperti ormas-ormas Islam, MUI, Muhammadiyah, NU, Persis dan sebagainya itu yang selama ini telah memainkan peran fundamental untuk membangun kemanusiaan, peradaban, pendidikan di Indonesia," jelasnya. 

Menurutnya, situasi damai bukan hanya tidak ada perang, tetapi bisa membangun masyarakat dan negara untuk keadilan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kemaslahatan bersama. (Rosa/Muhidin)

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar







ADVERTISING

ADVERTISING