Australia, WaraWiri.net - Palang Merah Indonesia (PMI) kembali dipercaya untuk bersinergi dengan Palang Merah Australia (Australian Red Cross) dan Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) dalam kerja sama kemanusiaan jangka panjang di kawasan Indo-Pasifik.
Peresmian kerja sama delapan tahun ini dilakukan secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, di Parliament House of Australia, Canberra. Inisiatif ini merupakan bagian dari peluncuran Co-Leadership Model, pendekatan kolaboratif baru yang menempatkan organisasi kemanusiaan nasional sebagai pemimpin utama dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap bencana dan perubahan iklim.
Dalam sambutannya, Penny Wong menegaskan bahwa model kemitraan baru ini mencerminkan komitmen kuat Pemerintah Australia terhadap aksi kemanusiaan yang dipimpin secara lokal (locally led humanitarian action).
“Dengan Co-Leadership Model, kami memastikan masyarakat di berbagai negara menjadi lebih siap menghadapi dan pulih dari risiko yang meningkat akibat perubahan iklim, konflik, dan bencana,” ujar Penny Wong.
Melalui pendekatan ini, setiap Palang Merah nasional, termasuk PMI, diberi peran utama sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan program di negaranya masing-masing. Kegiatan yang dijalankan mencakup pengurangan risiko bencana, peningkatan kapasitas tanggap darurat, serta penguatan ketahanan masyarakat melalui partisipasi dan pemberdayaan lokal.
Sekretaris Jenderal PMI, Dr. A.M. Fachir, yang hadir dalam rangkaian Co-Leadership Workshop pada 27–31 Oktober 2025 di Canberra, menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan kepada PMI.
“PMI berkomitmen memperkuat peran sebagai auxiliary to government dalam penanggulangan bencana dan krisis kemanusiaan, melalui kemitraan yang menempatkan masyarakat sebagai pemimpin utama aksi kemanusiaan,” ujar Dr. Fachir.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Fachir juga mendapat kehormatan bertemu dengan H.E. Sam Mostyn, Gubernur Jenderal Australia, yang menegaskan pentingnya kemitraan strategis antara Australia dan PMI untuk membangun ketahanan masyarakat di kawasan.
Kerja sama Co-Leadership Model ini melibatkan DFAT, Australian Red Cross, serta sejumlah Palang Merah di kawasan Indo-Pasifik: Fiji, Indonesia, Mongolia, Myanmar, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Timor-Leste, Tonga, dan Vanuatu, bersama Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).
Melalui kolaborasi ini, PMI diharapkan dapat terus memperkuat kapasitas lokal dan mendorong ketangguhan masyarakat dalam menghadapi tantangan kemanusiaan di Indonesia. (Burhan)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar