Bali, WaraWiri.net - Kementerian Komunikasi dan Digital menegaskan arah baru transformasi digital Indonesia dengan membangun manusia, bukan sekadar jaringan.
Fokusnya kini pada literasi digital yang lebih mendalam dan perluasan akses internet cepat agar semua lapisan masyarakat bisa berpartisipasi dalam ekonomi digital.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengatakan pendekatan literasi digital saat ini diarahkan untuk membentuk kemampuan praktis dan kemandirian teknologi.
“Program literasi digital seperti yang kita kenal lima tahun lalu mungkin sudah berubah. Dulu lebih banyak berbentuk kegiatan massal, misalnya mengumpulkan ribuan orang dan memberikan ceramah singkat tentang penggunaan internet. Sekarang pendekatan itu diubah karena dianggap sudah cukup pada level dasar. Kita perlu meningkatkan program untuk pendalaman,” ujarnya dalam Dialog Komunitas Digital Bali “Membangun Koneksi: Komunitas Digital untuk Solusi Masa Depan” di Denpasar, Jumat (31/10/2025).
Menurut Wamen Nezar, peningkatan literasi digital kini ditujukan untuk mencetak generasi muda yang mampu menciptakan teknologi, bukan hanya menggunakannya.
“Kita tidak ingin generasi muda hanya menjadi pengguna. Mereka juga perlu memahami bagaimana membuat aplikasi dan mengembangkan teknologi,” tegasnya.
Kementerian Komdigi menyiapkan jalur pendidikan dan pelatihan digital yang lebih terarah melalui Program Digital Talent Scholarship.
Program ini memperluas kerja sama dengan perusahaan teknologi global agar talenta Indonesia memiliki keahlian yang relevan dengan kebutuhan industri.
“Melalui BPSDM dan Digital Talent Scholarship, kami memberikan beasiswa dalam dan luar negeri. Program ini kami sesuaikan dengan kebutuhan industri digital melalui pelatihan peningkatan kemampuan (upskilling) dan penyesuaian (reskilling),” jelas Wamen Nezar.
Selain pengembangan manusia, Kemkomdigi juga memperkuat fondasi digital pemerintah. Integrasi lebih dari 27 ribu aplikasi dan 2.800 ruang server daerah ke dalam Komputasi Awan Pemerintah (Government Cloud) menjadi prioritas untuk efisiensi dan keamanan data publik.
“Ada sekitar 27 ribu aplikasi dan lebih dari 2.800 ruang server di berbagai daerah. Semua ini perlu disatukan di bawah Government Cloud. Kami sedang menyusun aturan mainnya agar lebih aman, termasuk memperhatikan keamanan siber dan tata kelola data, mana yang tertutup, terbatas, maupun terbuka,” terang Wamen Nezar.
Ia juga mencontohkan hasil konkret digitalisasi di daerah.
“Kota Sumedang berhasil menekan angka stunting secara signifikan. Mereka membuat aplikasi sederhana untuk memantau asupan protein bagi ibu hamil dan balita. Hasilnya, angka stunting turun sekitar lima hingga enam persen,” ungkap Wamen Nezar.
Dalam hal akses, Kemkomdigi baru saja melelang frekuensi 1,4 GHz untuk layanan fixed broadband.
Tujuannya, menyediakan internet berkecepatan tinggi dengan harga terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah.
“Komdigi baru saja melelang frekuensi 1,4 GHz untuk layanan fixed broadband. Kami berharap operator yang memenangi lelang dapat menyediakan internet berkecepatan 100 Mbps dengan tarif antara Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per bulan,” papar Wamen Nezar.
Layanan ini menargetkan 20 juta pengguna baru dalam tiga tahun dan diharapkan membuka ruang belajar, kerja, dan usaha dari rumah dengan koneksi yang lebih stabil.
Wamen Nezar menutup paparannya dengan menegaskan keseimbangan tiga unsur utama dalam transformasi digital, yaitu manusia, infrastruktur, dan tata kelola data.
“Kemajuan teknologi berlangsung sangat cepat. Karena itu, fokus pendidikan dan literasi digital harus terus menyesuaikan agar masyarakat mampu beradaptasi dan berdaya,” pungkasnya. (Tedy)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar