Jakarta, WaraWiri.net - Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat resmi meluncurkan Protokol Aksi Dini untuk mengantisipasi dampak banjir ekstrem di Indonesia. Protokol ini merupakan bagian dari Protokol Aksi Dini (Early Action Protocol/EAP) yang telah disetujui oleh International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) pada 24 Desember 2024, dan berlaku selama lima tahun.
Acara peluncuran dilakukan di Markas Pusat PMI di Jakarta pada Jumat (15/8) dan diikuti oleh para staf PMI Pusat dari unit kerja terkait serta dari sejumlah PMI daerah yang hadir secara online.
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI, Asmawi Syam dalam sambutannya di Markas Pusat PMI Jakarta, menegaskan bahwa Aksi Dini adalah upaya yang dilakukan sebelum bencana melanda, dengan tujuan mengurangi dampak kemanusiaan yang serius.
"Kami tidak menunggu air bah datang. Kami bertindak saat tanda-tanda bahaya sudah terlihat, agar masyarakat siap, aman, dan selamat," ujarnya.
Pendekatan Berbasis Prakiraan
Program ini mengadopsi pendekatan Forecast-based Action (FbA) yang memanfaatkan prakiraan cuaca dan data peringatan dini dari BMKG. Pra-aktivasi dilakukan jika curah hujan diperkirakan ≥ 50 mm/6 jam dengan probabilitas ≥ 60% selama enam hari berturut-turut. Aktivasi penuh dilakukan jika prakiraan menunjukkan > 100 mm/24 jam dengan probabilitas ≥ 80% selama tiga hari berturut-turut.
“Pendekatan ini memungkinkan PMI untuk memobilisasi bantuan sebelum banjir ekstrem benar-benar terjadi,” jelas Asmawi.
Tujuh Aksi Dini PMI
Dalam tahap aktivasi, PMI akan melaksanakan tujuh aksi dini yang mencakup:
1. Penyebaran peringatan dan edukasi keselamatan.
2. Dukungan evakuasi bagi kelompok rentan.
3. Bantuan tunai multipurpose.
4. Mekanisme umpan balik masyarakat (CEA).
5. Promosi kebersihan dan distribusi perlengkapan air bersih.
6. Layanan kesehatan dan pertolongan pertama.
7. Pembagian dignity kits untuk perlindungan kelompok rentan.
Target awal program ini adalah menjangkau 2.500 rumah tangga atau sekitar 10.000 orang di wilayah rawan banjir ekstrem, termasuk daerah-daerah di DAS Bengawan Solo, Babura, Barito, dan Mahakam. Tujuan program ini Adalah untuk mengurangi dampak kemanusiaan banjir ekstrem di Indonesia.
Dukungan dan Kolaborasi
Peluncuran program ini mendapat dukungan penuh dari IFRC melalui Disaster Response Emergency Fund (DREF), serta kerja sama dengan Palang Merah Inggris, Palang Merah Australia, dan sejumlah mitra kemanusiaan lainnya.
PMI Pusat juga memastikan kesiapan logistik dengan melakukan prepositioning stok bantuan, pelatihan relawan, serta koordinasi intensif dengan PMI provinsi/kabupaten/kota dan pemangku kepentingan terkait.
“Dengan Aksi Dini, kami ingin memutus siklus keterlambatan respons. Saat peringatan datang, masyarakat sudah siap, dan bantuan sudah di tangan,” tegas Asmawi. (Ros)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar