Jakarta, WaraWiri.net - Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bersama International Federation of Accountants (IFAC) melakukan kunjungan kehormatan (courtesy visit) ke Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) sebagai langkah strategis memperkuat tata kelola, akuntabilitas, dan transparansi baik di tingkat nasional maupun global. Kunjungan ini menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam menunjukkan komitmen untuk aktif berkontribusi pada ekosistem profesi akuntansi dan audit internasional.
Kunjungan kehormatan ini diterima oleh Ketua BPK, Dr. Isma Yatun, didampingi Plt. Sekretaris Jenderal BPK, Bahtiar Arif, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (PKN), Yudi Ramdan Budiman, Staf Ahli Bidang Manajemen Risiko, Hery Subowo, Kepala Pusat Sertifikasi dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan PKN, Satrio Hari Nugroho, serta Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional, Teguh Widodo. Sementara itu, delegasi IAI-IFAC diwakili oleh Jean Bouquot (Presiden IFAC), Dr. Ardan Adiperdana (Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI), Prof. Sidharta Utama (Anggota DPN IAI/IFAC Board Member), Prof. Lindawati Gani (Anggota DPN IAI/Anggota PAIB AG IFAC/Anggota MKKE BPK RI) dan Elly Zarni Husin (Direktur Eksekutif IAI). Kunjungan ini memiliki arti strategis, menegaskan peran Indonesia yang semakin penting dalam diskusi global profesi akuntansi dan standard setting internasional.
Dalam pertemuan itu, Ketua BPK menyampaikan apresiasi atas kunjungan Presiden IFAC ke BPK. Ketua BPK menekankan pentingnya kolaborasi antara BPK, IFAC, dan IAI pada level nasional maupun global yang sejalan dengan komitmen BPK dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
Ketua DPN IAI, Ardan Adiperdana menyampaikan bahwa kemitraan antara IAI, BPK, dan IFAC merupakan pilar penting untuk memperkuat daya saing profesi akuntan Indonesia. “IAI sebagai anggota pendiri IFAC terus berkomitmen mengadopsi dan mengadaptasi standar internasional agar sesuai dengan konteks Indonesia. Kerja sama IAI dengan BPK telah berlangsung lama dalam berbagai inisiatif peningkatan kapasitas, harmonisasi standar, dan penguatan peran akuntan dalam sektor publik,” tegas Ketua DPN IAI.
Pada pertemuan itu, Ardan menyampaikan apresiasi kepada BPK RI atas peran strategis BPK dalam memperkuat pengelolaan dan akuntabilitas keuangan negara. Apalagi, pada saat ini terdapat sejumlah pimpinan di BPK yang aktif menjadi pengurus di IAI, baik sebagai Anggota DPN maupun Dewan Pengawas. Di seluruh Indonesia, saat ini lebih dari 20% pegawai BPK telah menjadi anggota IAI dan pengurus di IAI wilayah.
Pertemuan ini sekaligus mempertegas bahwa Indonesia memiliki posisi strategis dalam percaturan global. IFAC memandang BPK sebagai Supreme Audit Institution (SAI) yang memiliki reputasi internasional kuat, sementara IAI berperan sebagai motor penggerak profesi akuntan nasional. Kolaborasi ketiganya diyakini akan menghasilkan praktik terbaik dalam praktik akuntansi, standar hingga pelaporan keberlanjutan.
Komitmen Kolaborasi Masa Depan
Momentum courtesy visit ini semakin bermakna karena bertepatan dengan agenda penting IFAC di Indonesia. Selain menghadiri Risk & Governance Summit yang diselenggarakan OJK pada 19 Agustus 2025, dan menjadi pembicara APAFest 2025 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Pada bulan Desember mendatang akan dilaksanakan IFAC Connect Asia Pacific 2025, yang juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-68 IAI. BPK menyampaikan dukungan untuk kesuksesan penyelenggaraan acara tersebut.
Dengan sinergi BPK, IAI, dan IFAC, Indonesia menegaskan posisinya sebagai salah satu aktor utama dalam penguatan tata kelola global. Kolaborasi ini bukan hanya memperkuat akuntabilitas dan transparansi nasional, tetapi juga membawa dampak positif bagi komunitas internasional melalui kontribusi pada tata kelola berkelanjutan. (Fitri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar