Buka Indofest 2025, Menhut Ajak Wisata Alam di Taman Nasional dan Taman Wisata Alam

Buka Indofest 2025, Menhut Ajak Wisata Alam di Taman Nasional dan Taman Wisata Alam. (Dok. Kemenhut)

Jakarta, WaraWiri.net - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni bersama dengan Menteri Usaha Mikro dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman membuka pameran outdoor terbesar se-Asia Tenggara yaitu Indonesia Outdoor Festival (Indofest) tahun 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Kamis (12/06/2025).

Menhut menyambut baik terselenggaranya Indofest 2025 ini, dalam sambutannya mengajak para pengunjung yang umumnya adalah pecinta alam untuk berwisata di Taman Nasional (TN) dan Taman Wisata Alam (TWA) di Indonesia. Menhut menerangkan bahwa Indonesia memiliki 57 TN dan 134 TWA yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

"Kami berharap semakin banyak anak-anak muda yang dapat menikmati indahnya lansekap alam Indonesia, dapat menikmati keanekaragaman flora dan fauna, serta keanekaragaman budaya di TN dan TWA," ujar Menhut.

Menhut menegaskan bahwa wisata alam di TN dan TWA bukan mass tourism, melainkan eco tourism yang memiliki tujuan konservasi yang saling memberikan manfaat bagi pengunjung dan alam itu sendiri.

"Enjoy dan nikmati wisata alam kita, tapi jangan sampai merusak! Jangan ambil apapun kecuali foto, ambil semua memori indah di sana, tapi jangan tinggalkan sampah di tempat wisata alam!" ujar Menhut.

Menhut kemudian menyampaikan bahwa Kementerian Kehutanan saat ini melalui Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) mendigitalisasi sistem tiket masuk. Hal ini dimaksudkan untuk menguatkan sistem kuota pengunjung demi menjaga daya dukung dan daya tampung TN TWA, serta transparansi keuangan.

"Kita akan terapkan kuota yang lebih ketat, bukan dilarang untuk wisata alam naik gunung misalnya, tapi kuotanya yang dibatasi untuk kepentingan ekosistem dan kenyamanan pengunjung," terang Menhut.

Menhut melanjutkan, nantinya seluruh TN dan TWA akan menerapkan sistem e-ticketing dan pembayaran secara cashless. Menurutnya, hingga saat ini perkembangan sistem digitalisasi tersebut telah mencapai 87%. Hasil Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari tiket masuk yang diperoleh nantinya akan digunakan kembali memperbaiki ekosistem dan infrastruktur kawasan.

Dalam gelaran Indofest 2025 ini, Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan (PJL) Ditjen KSDAE membuka booth pameran yang menyajikan paket-paket wisata alam menarik dari berbagai Taman Nasional (TN) dan Taman Wisata Alam (TWA) di Indonesia. Di Booth PJL KSDAE ini, pengunjung dapat menemukan berbagai informasi wisata berbasis konservasi, lengkap dengan jalur penjelajahan, atraksi satwa liar, hingga program edukasi lingkungan.

Kementerian Kehutanan juga mengisi salah satu sesi talkshow dengan tema Jelajah Taman Nasional dan Taman Wisata Alam di Indonesia. Talkshow ini menjadi momen peluncuran inovasi bertajuk “JELAJAH TN & TWA”, sebuah program yang dirancang untuk memperkenalkan taman nasional kepada generasi muda melalui pengalaman langsung sebagai Park Rangers atau petugas di Taman Nasional dan Taman Wisata Alam.

Mengusung tagline “Exploring, Admiring, Experiencing, and Educating Travel”, program Jelajah TN & TWA tidak hanya menawarkan petualangan, tetapi juga pembelajaran dan keterlibatan aktif generasi muda dalam konservasi. Talkshow ini sukses memantik minat pengunjung. Banyak di antara mereka yang langsung mendaftar dan tertarik mengikuti program Jelajah TN & TWA. Pendaftaran masyarakat melalui Instagram dan TikTok @ayoketamannasional_official.

Pendaftaran peserta resmi dibuka melalui kanal media sosial dan website Direktorat PJL Ditjen KSDAE. Program ini terbuka bagi masyarakat umum usia 18–40 tahun, yang aktif di media sosial dan memiliki minat pada wisata alam berkelanjutan. Tahun ini, terdapat 7 lokasi kegiatan Jelajah TN & TWA yang telah terjadwal, tersebar dari barat hingga timur Indonesia, yaitu:
(1) Juni – Taman Nasional Baluran
(2) Juli – Taman Nasional Way Kambas/Taman Nasional Tesso Nilo
(3) Agustus – Taman Nasional Ujung Kulon
(4) September – Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
(5) Oktober – Taman Nasional Tanjung Puting
(6) November – Taman Nasional Laiwangi Wanggameti (Matalawa)

Setiap peserta terpilih akan mengikuti perjalanan terbatas dengan pengalaman menjadi bagian dari tim lapangan—melayani pengunjung, mengenal flora-fauna endemik, hingga membuat konten digital positif tentang kawasan konservasi yang dikunjungi. (Junaedi)
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar







ADVERTISING

ADVERTISING