Yogyakarta, WaraWiri.net - Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdhani menegaskan pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) Kementerian Agama berdasarkan moderasi beragama dan ekoteologi.
“Orientasi Kemenag harus memberikan dampak kepada umat, artinya agama harus mampu menjawab kebutuhan hakiki manusia yang memberi manfaat bersama. Hal ini sejalan dengan semangat moderasi beragama dan ekoteologi,“ ungkap Kaban Dhani saat memberikan keynote speech pada kegiatan Moderasi Beragama dan Ekotelogi, Manusia, Lingkungan, dan Warisan Gus Dur di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jumat (13/6/2025).
Menurut Kaban Dhani, ikhtiar BMBPSDM sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap kompetensi ASN Kemenag adalah mendorong agar visi besar Kemenag tersebut menjadi ruang nyata. “Kita perlu menempatkan manusia sebagai aktor, subjek, dan objek pembangunan; termasuk dalam moderasi beragama dan ekoteologi,” paparnya.
Definisi tersebut, lanjut Kaban, menegaskan bahwa manusia merujuk pada kemampuan untuk mendayagunakan akalnya.
“Agama pun memandang akal sebagai hal utama. Tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal. Maka, nilai-nilai keagamaan hanya bisa dihayati oleh mereka yang memiliki pengetahuan yang kuat,” katanya.
Lebih lanjut, Kaban Dhani mengatakan bahwa BMBPSDM juga tengah melakukan upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM Kementerian Agama agar mampu menjaga visi tersebut, yaitu manusia unggul, manusia yang mampu mendayagunakan akalnya.
Guru Besar UIN Sunan Gunung Djai Bandung tersebut juga menjabarkan kecerdasan manusia, yaitu kecerdasan intelektual, emosional, sosial, dan spiritual. Dalam Islam, manusia diberi kemampuan berpikir, hati yang peka, sikap peduli, dan iman.
“Ini harus diberdayakan agar manusia mampu hidup damai, menjaga harmoni, dan merawat bumi sebagai tempat hidupnya,” tegasnya.
Selain menjaga hubungan manusia, Kaban Dhani juga menekankan pentingnya menjaga hubungan manusia dan lingkungannya. “Bumi satu-satunya tempat hidup manusia. Dalam ajaran agama, menjaga kelestarian alam bukan hanya sebuah doktrin agama, tapi juga doktrin kecerdasan manusia,” katanya.
Terakhir, Kaban mengungkapkan bahwa ekoteologi sebagai pendekatan penting yang dapat menjembatani ajaran agama dan visi menjaga kelestarian hidup manusia.
“Ini bukan hanya soal ajaran agama, tapi juga soal menjaga masa depan manusia, peradaban, dan bumi yang tengah terancam oleh perubahan iklim, polusi, dan kesalahan manusia,” katanya menutup arahan.
Kegiatan Moderasi Beragama dan Ekotelogi, Manusia, Lingkungan, dan Warisan Gus Dur merupakan kerja sama BMBPSDM Kementerian Agama melalui Balai Litbang Agama Semarang dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hadir pada kesempatan tersebut Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Noorhadi Hasan, Direktur Diktis Ditjen Pendidikan Islam Prof. Sahiron, Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Prof. Moch. Nur. Irwan, Sekretaris Prodi Magister Interdiciplinary Islamic Studies Dr. Subi Nur Isnaini, dan moderator Dr. Nina Mariani Noor. (Tedy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar