Bappenas Kawal Komitmen Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan

Bappenas Kawal Komitmen Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan. (Dok. Bappenas/Istimewa)

Jakarta, WaraWiri.net - Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menegaskan program pembangunan ke depan berfokus pada pertumbuhan inklusif, penciptaan lapangan kerja berkelanjutan, dan optimalisasi potensi kewilayahan.

Hal ini disampaikan beliau dalam pertemuan strategis dengan tim ekonomi Kementerian PPN/Bappenas yang membahas RKP 2025 dan visi pembangunan di 2026. 

Menteri Rachmat menyampaikan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 berada di kisaran 5,02-5,03 persen, di tengah ketidakpastian global, sesuai proyeksi Kementerian PPN/Bappenas. 

Kawasan Timur Indonesia menjadi salah satu fokus utama pembangunan, mengingat potensi besar yang dimilikinya. 

“Kami akan terus mengoptimalkan dukungan pada transportasi, komunikasi, dan pembangunan spasial di kawasan timur untuk pemerataan pembangunan,” ungkap Menteri Rachmat Pambudy, Jumat (07/02/2025).

Kinerja sektor eksternal juga layak menjadi perhatian karena menunjukkan tren positif, dengan pertumbuhan 6,5-7,9 persen.

Cadangan devisa negara yang mencapai USD 155 miliar menjadi salah satu indikator stabilitas ekonomi. 

Meski nilai tukar rupiah mengalami sedikit tekanan, fundamental ekonomi tetap kuat, yang tercermin dari meningkatnya investasi, termasuk Penanaman Modal Asing. 

Menteri Rachmat Pambudy menegaskan investasi berbasis inovasi teknologi akan menjadi fokus utama menciptakan pekerjaan berkualitas. 

Menciptakan kondisi kreatif dan penuh inovasi adalah kunci mendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat dan inklusif. 

Kita harus memastikan perubahan ini manfaatnya dirasakan semua lapisan masyarakat.

Menteri Rachmat Pambudy juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menjaga keberlanjutan sumber daya, terutama di wilayah kaya sumber daya alam seperti Maluku dan Maluku Utara. 

Kita harus berpikir jangka panjang, tidak hanya untuk 2025 atau 2026, tetapi untuk generasi mendatang. 

Potensi energi terbarukan, seperti biomassa, harus dimanfaatkan optimal untuk kemajuan dan pertumbuhan ekonomi. 

“Pada 2026, kita memiliki peluang besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global. Namun, keberhasilan ini hanya dapat dicapai melalui kolaborasi yang erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan bekerja bersama, saya yakin kita mampu mewujudkan visi pembangunan yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan rakyat, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di panggung dunia," pungkas Menteri Rachmat Pambudy. (Fajar/Fitri)

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar







ADVERTISING

ADVERTISING