Jakarta, WaraWiri.net - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Amirsyah Tambunan memuji program kurikulum pondok pesantren lansia yang diinisiasi oleh Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (KPRK) MUI.
Menurutnya, program tersebut merupakan tanggung jawab MUI dalam bidang kemasyarakatan kepada sekelompok atau bagian orang di masyarakat yang masa usia di KTP mulai 60 tahun.
"Konsep Islam amat sangat memuliakan semua jenjang usia. KPRK akan membuat kurikulum (ponpes lansia), saya menyebutnya 'kurikulum kehidupan," ungkapnya dalam keterangan yang diterima MUIDigital, Rabu (07/08/2024) di Jakarta.
Buya Amirsyah menerangkan, sepanjang hidup harus dinikmati dengan kondisi yang sehat, sejahtera, dan bahagia.
Dalam konsep birrul walidain, Buya Amirsyah menerangkan, Rasulullah SAW memberi penegasan agar jangan sampai ada yang menjadi orang yang hidupnya sia-sia.
"Wajib menaati kedua orang tua selama tidak bermaksiat kepada Allah," sambungnya.
Pada rapat Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI, Buya Amirsyah mengungkapkan, pernah mengusulkan, program 'Desa Santi'.
"Menurut hemat saya, MUI perlu melakukan pilot project. Ponpes ada 41 ribu, dan santri ada sekitar 4.8 juta. Kalau pesantren kita jadikan basis birrul walidain, ini adalah investasi yang sangat tinggi," tuturnya.
Menurutnya, tidak mudah menanamkan kasih sayang kepada satu keluarga.
Padahal, kasih sayang akan melahirkan rasa saling menghargai dan menghormati.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Qs Al Isra Ayat 24, Al Ahqaf ayat 15, dan Maryam ayat 96.
"Saya miris mendengar berita bahwa ada sebuah keluarga meninggal, baru tahu keluarga orang tua ini tidak ada yang peduli, MUI memiliki tanggung jawab di situ," terangnya. (Muhidin/Rosa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar