Aceh, WaraWiri.net - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK, Warsito, yang juga sebagai Ketua Pelaksana Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (TKNV) menyatakan bahwa TKDV Aceh harus segera menyusun strategi vokadi daerah menjalankan Peraturan Presiden 68 Tahun 2022 dan Permenko PMK 6/2022.
Deputi Warsito menegaskan pentingnya membangun ekosistem kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri. Hal ini diperlukan agar proses penciptaan SDM unggul dapat terintegrasi dan melekat dalam satu tujuan.
Hal itu disampaikan Deputi Warsito saat menjadi pembicara kunci pada peluncuran dan diskusi publik program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah di Aceh pada Senin (16/10).
Deputi Warsito menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Provinsi Aceh dalam merespon adanya Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah.
Empat komponen utama zonasi vokasi harus dilakukan secara selaras, yaitu potensi sumber daya ekonomi daerah, pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, dan arah kebijakan pengembangan daerah.
Deputi Warsito menambahkan kegiatan ini memiliki arti penting untuk memastikan ekosistem kemitraan antara satuan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi dengan stakeholder terkait sesuai dengan pengembangan industri dan potensi daerah.
Penguatan ekosistem kemitraan berorientasi untuk menumbuhkan inovasi berbasis potensi daerah melalui kemitraan strategis sehingga dapat memperkuat daya saing ekonomi Indonesia.
Program pendidikan vokasi sistem ganda dapat mencontoh Negera Jerman, kesempatan untuk praktek atau magang di industri selama sekitar 70% dari total masa pendidikan dan 30% mendapatkan pelajaran atau mata kuliah teori di sekolah vokasi.
Pelaksanaan Ausbildung mensyaratkan adanya komitmen kemitraan yang erat antara satuan pendidikan vokasi dengan industri di daerah, sehingga setiap satu daerah dengan daerah lainnya punya corak khas yang berbeda, Ujar Deputi Warsito.
Deputi Warsito menekankan pentingnya untuk memiliki kekhasan dan perbedaan berdasarkan potensi bangsa dengan potensi kekhasan daerah salah satunya dengan keterampilan berwirausaha.
"Ketika berbicara tentang definisi vokasi melekat di dalamnya selain keterampilan juga adanya kewirausahaan dan ini menjadi kekhasan masing-masing provinsi yang ada di Indonesia”, tambahnya.
Pendidikan vokasi pun kini tengah mengalami transformasi. Semangat transformasi ini ditandai dengan merdeka belajar, di mana peserta didik kini lebih leluasa untuk memperoleh pembelajaran yang tidak terbatas hanya di ruang kelas, tetapi juga melalui berbagai pengalaman di luar kelas, bahkan langsung di dunia kerja, misalnya melalui program praktek atau magang.
Setiap tahap transformasi yang tengah diupayakan tersebut nyatanya tidak terlepas dari peran kemitraan. Selama ini, tantangan terbesar melahirkan inovasi dari proses kolaborasi adalah ekosistem kemitraan yang mumpuni.
Di akhir sambutannya Deputi Warsito menyampaikan Pantun, “Pergi ke bengkel mencari besi, besi ditempa untuk membuat cangkul; hari ini kita diskusi tentang vokasi, bersama menciptakan SDM yang Unggul".
Dalam sesi diskusinya, Deputi Warsito menyampaikan bahwa seluruh kementerian/lembaga teknis yang memiliki asosiasi profesi yang kemudian berujung pada kompetensi, harus terlibat dalam memajukan pendidikan dan pelatihan vokasi.
Kemenko PMK mengapresasi seluruh anggota konsorsium dan seluruh pihak yang kemudian bersinergi menyelenggarakan kegiatan dalam Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Provinsi Aceh sehingga diharapkan Provinsi Aceh bisa menjadi motor ekonomi nasional. Kemenko PMK terus berkomitmen dalam orkestrasi implementasi Perpres 68 tahun 2022 untuk kemudian berjalan dengan baik, harmoni dan selaras berdasarkan stranas vokasi.
Turut hadir dalam acara ini Pj. Gubernur Aceh yang diwakili oleh Asisten I Sekretaris Daerah Aceh Aswardi Abdullah, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Vokasi dan Sertifikasi Aceh Tengku Zaelani Yaqub, Direktur Politeknik Negeri Lhokseumawe Rizal Syahyadi, GM PLN Aceh Parulian Noviandri, Direktur Politeknik Aceh Hilmi, Direktur Politeknik Aceh Selatan Nuzulifitriadi, Direktur Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat Zulfan Simbolon, tim Pakar program konsorsium Aceh Prof Ade Basuki Aza, Walikota dan Baputai se-Aceh yang mewakili, para Direktur dan pimpinan dunia Industri, dan Mitra DUDI. (Zikry)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar