Jakarta, WaraWiri.net - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berkolaborasi dengan Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan kegiatan #UangKita Talk dalam rangka memberikan pemahaman, wawasan serta kolaborasi aktif generasi muda dan civitas akademika di Surabaya mengenai perkembangan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045.
Kolaborasi generasi muda dengan pemerintah saat ini sangat penting, karena pemuda merupakan pemain kunci bonus demografi yang akan menentukan keberhasilan tercapainya Visi Indonesia Maju 2045.
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal Regional, Prof. Chandra Fajri Ananda, yang hadir dalam acara dimaksud memberikan pesan kepada generasi muda, para mahasiswa, “Bahwa dunia ini sudah berubah, ekonomi kita juga berubah, yang sering kita sebut dengan transformasi ekonomi. Perubahan ini kuncinya di SDM maka adik-adik kita, anak anak kita, teman-teman Unair kita harapkan melakaukan perubahan-perubahan untuk mentransformasi diri kita untuk menyongsong perubahan yang akan datang yang lebih berat. Kita diharapkan di tahun 2045 income perkapita kita itu USD 23.000”.
Pasca pandemi Covid-19, melalui APBN kebijakan pembangunan kembali difokuskan untuk mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045. Kebijakan fiskal tahun 2024 diarahkan untuk mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Perwujudan visi Indonesia Maju 2045 ditempuh dengan berbagai kebijakan berkesinambungan, salah satunya dengan dukungan dari transformasi ekonomi yang sistematis, terarah, dan berkelanjutan.
Transformasi ekonomi dapat meningkatkan output perekonomian dan mengembalikan perekonomian pada jalur potensial prapandemi. Kebijakan fiskal didesain untuk merespon dinamika perekonomian secara efektif, menjawab tantangan secara tepat dan mendukung berbagai agenda pembangunan secara optimal.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pebendaharaan Provinsi Jawa Timur selaku Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur, Taukhid mengungkapkan “Uangkita ini beredar dimana-mana, menyusuri alur dan memasuki setiap relung kehidupan kita. Kenapa demikian? APBN atau UangKita kita nikmati di kamar-kamar kita dalam bentuk lampu yang menyala, melalui subsidi listrik. Lalu membentang di setiap depan rumah kita jalan-jalan MHT dibangun dengan uang kita atau bahkan di kelas ini”.
#UangKita Talk adalah ruang diskusi untuk memberikan wawasan, pengalaman sekaligus mengajak peserta untuk berdialog mengenai berbagai isu yang berkaitan dengan pengelolaan APBN atau #UangKita. #Uangkita Talk kali ini diselenggarakan di Universitas Airlangga yang dihadiri kurang lebih 300 peserta dari mahasiswa dan civitas academia.
Dalam sesi panelis, #UangKita Talk juga menghadirkan pembicara-pembicara dari PT Sarana Multigriya Finance (SMF), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang merupakan Special Mission Vehicles (SMV) yang turut berperan dalam mendukung pembangunan ekonomi baik skala nasional maupun regional.
PT SMF merupakan perusahaan pembiayaan sekunder perumahan yang menyediakan likuiditas dana jangka panjang kepada penyalur pembiayaan perumahan guna mengatasi maturity mismatch. Program PT SMF dalam penyediaan perumahan perumahan termasuk mendukung “Program Satu Juta Rumah” bagi seluruh masyarakat Indonesia melalui penyaluran penyaluran KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan.
Dalam mendukung KPR Program, PT SMF menyediakan sumber dana jangka panjang yang dapat dimanfaatkan oleh Perbankan. Kegiatan usaha lain dari PT SMF yatu Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi (EBA-SP) Ritel merupakan produk dari proses sekuritisasi, di mana sesuai namanya merupakan efek (surat utang) yang memiliki agunan/jaminan/underlying dan diperdagangkan kepada investor ritel yang layak dikoleksi oleh semua masyarakat terutama oleh kaum milenial.
Sementarai itu, LPEI memiliki penugasan khusus untuk mendorong perkembangan kegiatan Usaha Kecil dan Menengah. LPEI menjalankan Pembiayaan Ekspor Nasional untuk menunjang kebijakan Pemerintah dalam mendorong program ekspor nasional melalui skema pembiayaan, penjaminan, dan asuransi. LPEI tidak hanya memberikan pembiayaan kepada korporasi besar, namun juga kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berorientasi ekspor. Program Penugasan Khusus Ekspor kepada UKM dilakukan melalui penyediaan fasilitas pembiayaan sehingga dapat mengakomodir hambatan-hambatan yang dihadapi pelaku usaha UKM dalam mendapatkan pembiayaan dari perbankan komersial.
Lain hal dalam rangka untuk mendukung pembangunan dan peningkatan daya saing sumber daya manusia terutama untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045, LPDP memiliki peran strategis dalam menciptakan pemimpin dan profesional masa depan Indonesia, serta menjamin keberlangsungan pendidikan (intergenerational equity) antar organisasi melalui pengelolaan Dana Abadi Pendidikan (DAP) serta memberikan pelayanan publik dalam bentuk Layanan Beasiswa dan Layanan Pendanaan Riset.
Pada kegiatan #UangKita Talk ini, disajikan juga pameran bertajuk Kemenkeu Expo, yaitu pameran produk, kebijakan dan layanan dari kolaborasi berbagai Unit Eselon I Kemenkeu di Provinsi Jawa Timur, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan untuk melengkapi kehadiran Kemenkeu sebagai satu entitas pengelola keuangan negara. (Siti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar