Dampak El Nino, Kementan RI Kembangkan Varietas Unggul Benih Tanaman Tingkatkan Produksi Petani

 

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan salah satu tantangan terbesar pada pertanian adalah kekeringan yang disebabkan dampak El Nino. (dok.kominfo.kulonprogokab)


Nanggulan, WaraWiri.Net - Penutupan Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Tingkat Nasional ke VIII  2023 yang digelar di Jogja Agro Park (JAP) Nanggulan, dihadiri langsung Menteri Pertanian RI Dr.H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH, pada Rabu (31/5/2023) lalu.  Kegiatan tersebut bertujuan untuk pengenalan varietas unggul baru kepada para petani Selain itu, sebagai sarana tukar Informasi serta transfer teknologi perbenihan guna peningkatan produksi dan produktivitas acara berlangsung pada 29 sampai 31 Mei 2023.

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan salah satu tantangan terbesar pada pertanian adalah kekeringan yang disebabkan dampak El Nino. Untuk itu melalui gebyar perbenihan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak terciptanya varietas yang unggul dan mampu beradaptasi dengan perubahan iklim yang semakin drastis. 


"Varietas kita sudah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, kerana probabilitasnya bisa sampai 10 ton ada yang 14 ton, ya ini menunjukkan kita cukup maju menciptakan varietas yang ada. Dan tidak hanya itu, diberbagai iklim berbagai cuaca juga ada yang bisa ditanam," ujar Mentan.

Lebih lanjut Mentan juga mendorong edukasi pertanian yang lebih masif kepada petani akan bagaimana menghadapi perubahan iklim dan cuaca esktrim, sehingga petani mampu bertahan. Salah satunya melalui peran Jogja Agro Park (JAP) yang berada di Kulon Progo yang diharapkan mampu menjadi tempat pembelajaran di wilayah Kulon Progo, DIY dan sekitarnya.

Mentan menambahkan kedepan pertanian tidak hanya sekedar hamparan sawah, tetapi juga akan didorong masuk kedalam lahan disekitar rumah tangga sebagai salah satu solusi penanganan inflasi akibat dampak El Nino.

Senada dengan Mentan, Drs. Beny Suharsono, M.Si Sekda Pemprov DIY juga mendorong transformasi sektor agribisnis di mana penekanannya bukan lagi pada resolusi melainkan pada transformasi yang didorong oleh investasi, inovasi dan ekonomi pertanian berbasis iptek seperti penggunaan benih varietas unggul bersertifikat.

"Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat merupakan salah satu langkah awal dan sosial dalam implementasi sistem pertanian modern. Dimaksud ini karena benih varietas unggul bersertifikat memiliki potensi hasil panen yang lebih tinggi serta lebih adaptif terhadap kondisi dan lokalitas lahan," terang Beni.

Meskipun demikian menurut Beni, varietas unggul terutama yang masih baru dilepas, masih sangat rendah. Penyebabnya antara lain lambatnya disinasi informasi dan kurangnya sosialisasi dan keterbatasan ketersediaan benih dan kemampuan daya beli petani terhadap benih. Untuk itu gebyar perbenihan ini diharapkan mampu menjadi media komunikasi dan kolaborasi lintas sektor pertanian. 


Sementar itu Pj. Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti ST.MT  mengatakan saat ini sistem perbenihan tanaman pangan masih banyak didominasi oleh pemerintah, sedangkan peranan swasta masih kecil, kecuali pada varietas hibrida. Oleh karena itu kedepan dirinya mendorong lebih banyak partisipasi pihak swasta untuk meningkatkan hasil pertanian.

"Oleh karena itu untuk lebih mendorong partisipasi pihak swasta, maka pemerintah dalam hal ini diharapkan dapat membuat kebijakan untuk kemudahan investasi, penegakan dan kepastian hukum, jaminan keamanan dan meningkatkan kesadaran petani untuk menggunakan benih bermutu," kata Ni Made.

Made berharap kegiatan Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Tingkat Nasional ini membawa kebaikan bagi perbenihan tanaman pangan di Indonesia. (Tedy/Ruslan/Damayanti)

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar







ADVERTISING

ADVERTISING